Lembaga konservasi non profit itu menyatakan, aplikasi yang dibuat merupakan shark tracker pertama di dunia dan bertujuan untuk menggalang dana bagi mereka dalam melakukan penelitian. Ikan-ikan hiu yang bisa dipantau oleh pengguna lewat layar smartphone-nya sebelumnya sudah diberi sensor oleh lembaga tersebut.
Lewat iTunes, aplikasi ini dipasarkan di harga US$3,99. "Ini merupakan cara inovatif bagi kami untuk mengumpulkan uang di masa ekonomi sulit seperti ini," kata Michael Domeier peneliti dari Marine Conservation Science Institute, dikutip dari Reuters, 13 Januari 2012.
Menurut Domeier, pembuatan aplikasi itu sendiri telah memakan biaya hampir sebesar US$100.000, termasuk untuk pembuatan konten video dan game bagi anak-anak yang ingin mengenal lebih dekat ikan hiu putih rakasasa tersebut.
Sejauh ini, kata Domeier, pihaknya telah memberi sensor pada 20 ekor hiu. Namun sayangnya, baterai pada sejumlah sensor itu telah soak. "Dengan aplikasi iPhone ini, pengguna bisa mengikuti proses migrasi dan pergerakan lusinan ekor ikan hiu yang juga tengah kami pantau," ucapnya.
Sebagai informasi, ikan hiu putih raksasa merupakan spesies hiu yang ditangkap dan dibunuh untuk diambil siripnya, dan dijadikan sup yang jadi menu favorit di Asia.
PBB mengestimasi, sekitar 70 juta ekor ikan hiu dibunuh untuk dimakan. Untuk itu, tahun lalu, pemerintah negara bagian California telah melarang perdagangan sup sirip ikan hiu sebagai upaya untuk melindungi hewan itu dari kepunahan. (sj)
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment